RADIUS SD Mutual

Magelang, SD Muhammadiyah 1 Alternatif yang dikenal masyarakat dengan sebutan SD MUTUAL telah menyelenggarakan pesantren ramadhan tahun 2015 dengan kemasan yang unik. Pesantren yang diberinama “Radius” (Ramadhan di kampus dan dusun) diikuti 662 siswa yang terdiri dari siswa kelas dua sampai kelas enam. Gelombang pertama pada tanggal 2-3 Juli 2015 khusus anak kelas 2 (dua). Tanggal 4-5 Juli 2015 diikuti anak kelas 3 (tiga) dan 4 (empat), sementara pada tanggal 6-7 Juli diikuti oleh siswa kelas 5 (lima) dan 6 (enam) yang bertempat di Ngadipuro Kecamatan. Dukun.

Pesantren tahun ini sangat berbeda dengan pesantren ramadhan tahun yang lalu, dilihat dari materinya yang ringan tetapi bobot isinya dirasa sangat bermanfaat untuk pembentukan karakter siswa. Pesantren ramadhan yang biasanya hanya diisi dengan materi keislaman, kini dikolaborasi dengan materi yang bersifat sosial, praktek kesehatan, dan berlalulintas.

Seperti yang telah dituturkan oleh Ibu Sri Undaryani salah satu guru di SD Mutual,  “Materi pesantren ramadhan tahun ini sangat menarik dengan kehadiran para dokter dan tim Polres Kota Magelang, karena materi yang akan disampaikan menambah pengetahuan mereka tentang kesehatan dan tertib lalulintas”. Panitia memutuskan untuk mengundang dokter dengan maksud agar dalam diri si anak dapat memahami pentingnya hidup sehat. Materi yang disampaikan oleh dr. Siwi dari puskesmas Magersari dan dr. Sakira dari puskesmas Kerkopan Magelang diikuti dengan antusias oleh peserta pesantren ramadhan kelas 3 (tiga) dan 4 (empat) bahkan ada praktek mencuci tangan.

Sedangkan Polres Kota Magelang memberikan materi yang tidak kalah menarik, materi ini didasari dengan keresahan orang tua dan guru ketika melihat anak-anak usia Sekolah Dasar yang sebetulnya belum saatnya untuk mengendarai sepeda motor sudah berani mengendarai sendiri. Salah satu peserta bernama Muhammad Rafi yang duduk di kelas empat mengungkapkan perasaan terkesannya  saat Polres Kota Magelang memperlihatkan video berlalulintas “Aku jadi tahu ternyata orang yang boleh naik sepeda motor adalah mereka yang sudah memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi)” ungkap Rafi.

Pada malam harinya, pesantren ramadhan ini dimeriahkan oleh Kak Damar. Pendongeng dari TK Aisyiah Keji Muntilan, sekaligus juri dongeng tingkat Kota Magelang saat lomba bercerita yang diadakan Perpustakaan Daerah Kota Magelang. Meriahnya suasana ketika kak Damar bercerita tentang “Ayumi” seorang anak yang rajin membaca Al Quran dan kelak ia dipersatukan oleh orang tuanya disurga dengan memakai jubah kemuliaan. “Saya merasa sangat bangga bisa memberi cerita di SD Mutual, perasaan berbeda ketika duduk bersama dengan anak –anak SD Mutual”. ungkap Kak Damar.

Sedangkan kelas 5 dan 6 pesantren ramadhan, dilaksanakan di tiga dusun yaitu Karanggondang, Dukuh dan Kembang, Desa Ngadipuro Kec. Dukun Muntilan. Dengan jumlah 296 peserta, maka panitia menyiapkan 30 keluarga yang akan ditempati untuk bermalam. Setiap keluarga ditempati 7 (tujuh) sampai 10 anak dan satu pendamping. Menurut Jodi Nur Ismawan salah satu tim kreatif dalam acara ini mengungkapkan “Pesantren yang diadakan di dusun bertujuan untuk melatih kemandirian anak karena mereka harus bermasyarakat, bekerja sama dengan warga yang ditempati. Mereka harus mencuci piringnya sendiri, menyapu halaman rumah yang ditempati, dan membersihkan tempat tidurnya. Tentunya dengan arahan pendamping terlebih dahulu”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *